ceritanyadari

Kamis, 31 Mei 2018

Hujan Desember pertanda rindu


Hujan Desember pertanda rindu
Bunyi gemeritik merasuk jiwa
Amat sangat mendalam
Ia rela terjatuh untuk kesekian kalinya
            Hujan Desember membawa tangis
            Tak hanya langit yang mulai menitihkan tangisnya
            Tapi..
            Sang mata turut menitihkannya
Hujan Desember pertanda luka
Luka yang akan sulit terobati
Hingga hati terkikis perih
            Hujan Desember salam perpisahan
            Pergi dan lama akan kembali
            Dan saat kembali ia akan memberikan goresan cerita yang baru
Entah cerita yang indah atau lebih buruk dari kisah ini
Hujan Desember itu kamu
Kamu yang sulit untuk diterjemahkan
Aku kehabisan kata untuk melukiskan kisah ini
Namun amat sangat banyak yang ingin kusampaikan
Biarlah kusimpan sampai butiran hujan menyampaikannya kepadamu
            Namun jika kamu hadir kembali
            Aku ingin menyapamu seperti hujan Desember
            Jatuh membasuhi rerumputan yang lama terkulai
            Membangkitkan harapan untuk kembali tumbuh

kisah ini


Entah bagaimana caranya
rindu ini akhirnya berlabuh padamu
entah sejak kapan terjadi
perasaan berubah seiring berjalannya waktu
aku dan kamu menjadikan  kita
kisah yang tak pernah terbesit dalam benakku sebelumnya

Ibu aku ingin pulang


Ibu aku ingin pulang
Tak sanggupku mendeskripsikan apa yang sedang menggema dihatiku
Sungguh ini sudah menusuk hingga ke sukma
Terbelenggu dengan harapan
Terkekang dengan impian temu yang tak kunjung jadi nyata
Ibu tak ada rumah seindah dekapanmu
Dekapan hangat yang selalu menjadi penyembuh luka
Rindu ini sudah tak terbendung lagi
Aku ingin pulang ibu
Jemput aku pulang sekarang ibu
Tak kuasa aku menunggu sampai tiba hari raya  
Ditanah perantauan ini semua terkesan jahat
Ternyata seperih ini hariku yang kujalani tanpamu
Meski dering telpon darimu mendering setiap hari
Itu tak pernah cukup melunasi rinduku
Karna rindu hanya satu obatnya
Temu yang menghasilkan dekapan hangat